Kepemimpinan
di Indonesia berlandaskan Tri Hita Karana
Dalam lingkungan masyarakat banyak aturan-aturan
yang tertulis yang merupakan acuan penting masyarakat pada suatu tempat untuk
melakukan aktivitas sehari-hari, adapun peraturan tidak tertulis tersebut yang
disebut norma dan adat-istiadat. Lingkungan masyrakat merupakan lingkungan yang
dinamis dan komplek, kekompleksan di lingkungan masyarakat yang demikian
membuat manusia yang merupakan bagian dari masyrakat dan juga pelaku dalam
lingkungan masyarakat dituntut untuk hidup bersama-sama dan bekerja sama dalam
suasana yang tertib dan terbimbing oleh seorang pemimpin, tidak dapat
dipungkiri bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Maka demi
efisiensi kerja dalam upaya mencapai tujuan bersama, dan untuk mempertahankan
hidup kita bersama di perlukan kerja
kooperatif. Semua kegiatan kooperatif dan kara budaya itu diperlukan aturan
dan perlu dipimpin.
Menurut saya kepemimpinan merukan cabang dari
kelompok ilmu adminitrasi, khususnya ilmu administrasi negara, sedangkan ilmu
administrasi negara adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial, dan
merupakan salah satu perkembangan dari filsafat. Dalam kepemimpinan ini
terdapat hubungan antar manusia (komunikasi Interpersonal, yaitu hubungan
saling mempengaruhi dan hubungan kepatuhan-kepatuhan antara bawahan dan atasan
mereka. Dalam hakikat penciptaan manusia, bisa dikatakan bahwa semua manusia
adalah pemimpin, namun dalam usaha-usaha pembentuknya diperlukan proses-proses
yang harus dilakukan guna membentuk mental dan sifat pemimpin.
Di Indonesia khususnya banyak potensi yang
bermunculan terutama dari generasi mudanya. Dalam usaha menyiapkan tenaga
kepemimpinan yang musa-muda, di perlukan adanya latihan kepemimpinan di dalam
konteks kepemimpinan yang berkepribadian Indonesia, berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945 sebagai panutan.
Agar mampu melaksanakan kewajiban, pemimpin harus
dapat menjaga kewibawaan. Dia harus memiliki kelebihan-kelebihan tertentu
dibanding dengan kualitas orang-orang tertentu yang dipimpinnya. Kelebihan ini
terutama meliputi segi teknis, moral, dan semangat juangnya. Selanjutnya, di
alam kemerdekaan dan pembangunan sekarang, berhasilnya pembangunan nasional
sagat bergantung pada ikut sertanya seluruh rakyat Indonesia yang memiliki
sikap, mental, tekad, semangat, ketaatan dan kedisplinan nasional dalam
menjalankan tugas kewajibannya. Untuk hal ini perlu dibangkitkan motivasi
membangun di kalangan masyrakat luas, dan motivasi pengorbanan pengabdian pada
unsur kepemimpinan (lokal, regional maupun nasional). Sebab keteladanan yang
utama-atas dasar pengorbanan dan pengabdian pada kepentingan rakyat banyak,
maka segenap rakyat kecil akan rela berperan serta dalam usaha pembangun.
Marilah kita berkaca kembali kepaa peristiwa sebelum kemerdekaan, ketika semua
rakyat Indonesia masih terjajah muncullah semangat kebersamaan senasib dan
seperjuangan yang membuat rakyat Indonesia mulai bangkit dan akhirnya mampu
meneriakkan kemerdekaannya. Dengan demikian, dalam era yang berbeda ini yaitu
era pembangunan diperlukan tipe kepemimpinan simulator dan dinamisator untuk
menggairahkan semangat pembangunan di segala bidang kehidupan.
Dalam buku Dr. Kartini kartono (Pemimpin dan
kepemimpinan: 2010, hal 315) menjelaskan bahwa ada beberapa persyaratan yang
perlu dioenuhi oleh kepemimpinan pembangunan dan para penjabat pada aparatur
pemerintah, yaitu :
1. Kepemimpinan dalam era pembangunan nasional harus
bersumber pada filsafah negara
2. Memahami benar makna dari perencanaan,
pelaksanaan, dan tujuan pembangunan yang
ingin dicapai. Khusunya menyadari makna pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan fisik, demi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok dan
rill dari rakyat, serta peningkatan kehidupan bangsa atas asas manfaat, usaha
bersama, kekeluargaan, demokrasi, serta prinsip adil dan merata.
3. Diharapkan agar kepemimpinan Pancasila mampu
menggali inti sari dari nilai-nilai tradisional kuno yang tinggi peninggalan
para leluhur dan nenek moyang kita, untuk kemudian dipadukan dengan nilai-nilai
positif dari medernisme, dalam gaya kepemimpinan Indonesia.
Sistem Kepemimpinan di Indonesia
Indonesia sebagai negara yang menerapkan sistem
pemerintahan demokrasi yang sesuai dengan Pancasila, dalam hal ini pemerintah
Indonesia harus benar-benar mampu manjalankan roda pemerintahan dengan
sifat-sifat pemimpin yang sesuai dengan sistem pemerintahannya. Sistem
pemerintahan demokrasi merupakan sistem pemerintahan dimana rakyat merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara, pemerintah hanya sebagai pelaksana
sistem pemerintahan dimana terpilihnya para tokoh di pemerintahan merupakan
hasil dari rakyat melalui pesta demokrasi yang sering disebut Pemilu (Pemilihan
Umum), dalam acara 5 tahun sekali rakyat berbondong-bondong untuk memilih calon
presiden dan wakil presiden, yang nantinya akan memimpin negara Indonesia.
Pemerintahnya yang notabene adalah berasal dari rakyat nantinya akan menjadi
pelayan rakyat, dan berkewajiban untuk bertanggung jawab atas berjalan atau
tidaknya roda pemerintahannya.
Sudah diuraikan diatas mengenai persyaratan
kepemimpinan yang harus dimiliki oleh aparatur negara. Selain itu perlu juga
adanya pemahaman secara dalam mengenai nilai-nilai dari pancasila yang
merupakan asas negara Indonesia. Untuk memahami hal tersebut marilah kita
renungkan pemikiran Dr. Ruslan Abdulgani mengenai moral Pancasila dalam
kaitannya dengan kepemimpinan nasional antara lain sebgai berikut:
1. Yang dimaksud dengan Pancasila ialah Pancasila
yang tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945; Ketuhanan YME,
Kemanusiaan Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /Perwakilan, dan Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
2. Nilai-nilai tersebut harus dihayati, yaitu
diresapi dan diendapkan dalam hati dan kalbu, sehingga memunculkan sikap dan
tingkah laku yang utama/terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Untuk kemudian
diterapkan/diamalkan dengankesungguhan hati dalam kehidupan bermasyarakat,
karena orang menyadari sedalam-dalamnya Pancsila sebagai pandangan hidup bangsa
dan sumber kejiwaan masyarakat, (sekaligus menjadi dasar negara Republik
Indonesia) untuk hidup rukun-damai bersama-sama.
3. Pancasila dan UUD 1945 menjamin kemerdekaan
setiap penduduk utuk memeluk agama masing-masingdang beribat meurut agama dan
kepercayaannya. Kebebasn beragama adalah salah satu hak paling asasi di antara
hak-hak asasi manusia, karena kebebasan itu langsung bersumber pada martabat
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Kebebasan beragam itu bukan pemberian
negara, dan bukan pemberian golongan, akan tetapi merupakan anugerah Ilahi.
Menurut Saya Kepemimpinan dalam pemerintahan yang
merupakan salah satu jenis kepemimpinan, ternyata mempunyai kedudukan yang
strategis dalam pelaksanakan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam rangka
mewujudkan tujuan negara dan cita-cita nasional. Dengan memperhatikan berbagai
deskripsi tentang kepemimpinan yang ada, maka pada umumnya kepemimpinan dapat
diartikan sebagai kemampuan dan kesanggupan menggerakan orang-orang/pegikut
untuk bekerja dan mengarahkan ke tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan
yang merupakan gejala kelompok dalam kepustakaan ilmu administrasi dianggap
sebagai inti dari management, berdasarkan alasan bahwa management terutama
berhubungan dengan manusia, padahal kepemimpinan berhubungan dengan kemampuan
dan kesanggupan menggerkan dan mengarahkan orang-orang/pengikut.
Dalam kepemimpinan banyak teknik yang dapat
dikembangkan, tetapi sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat kita dewasa
ini, yang masih berorientasi ke atas, maka teknik kepemimpinan dengan pemberian
suri tauladan merupakan teknik yang sangat cocok. Lain daripada itu perlu juga
dikembangkan gaya kepemimpinan motivasi yang positifdengan memberikan
penghargaan kepada yang berhasil, bersamaan dengan gaya partisipasif atau gaya
demokratis dengan memberikan kesempatan kepada anak buah untuk berprakarsa dan
berparisipasi dalam pengambilan keputusan, dan gaya pengawasan yang
berorientasi kpeada fakror-faktor manusia sejalan dengan sila kemanusiaan yang
adil dan beradab dari Pancasila.
Komentar
Posting Komentar